VULKANISME
JALUR
PEGUNUNGAN, TIPE LETUSAN GUNUNG BERAPI, MATERIAL PASCA-VULKANIK, BENTUK GUNUNG,
MANFAAT GUNUNG BERAPI
Persebaran
gunung berapai di Indonesia
Di
Indonesia terdapat 128 gunung aktif, tujuh puluh diantaranya pernah meletus
atau menunjukkan aktivitasnya. Indonesia dilalui oleh tiga jalur pegunungan
yang membentuk Kepulauan Indonesia yaitu
sistem pegunungan Sunda, sistem pegunungan Asia Timur, dan sistem pegunungan
Australia Timur. Ketiga jalur pegunungan tersebut bertemu dan bertabrakan di
sekitar Laut Banda karena adanya batuan yang masiff dan tua sehingga lempeng
tersebut terhenti.
Tiga jalur pegunungan :
1)
Sistem pegunungan Sunda
bagian dari Sirkum Mediterania meliputi fuatcepat : Arakan Yoma (Myanmar) -
Sumatera - Jawa - Bali - Lombok - Sumbawa - Flores - Solor - Alor - Wetar -
Damar - Nila - Serua - Manuk - Kep. Banda.
2)
Sistem pegunungan Asia
Timur bagian dari Sirkum Pasifik meliputi : Kamsyata - Kep. Kuril - Kep. Jepang
- Taiwan - Philipina dan kemudian bercabang antara lain cabang P. Luzon - P.
Palawan - Serawak - Peg. Kapuas, cabang Kep. Sulu - Peg. Pantai Timur
Kalimantan - Peg. Meratus (Kal-Sel), dan cabang P. Samar - P. Mindanau - Kep.
Sangkir (Sul-Ut) - Kep. Talaud (Sul-Teng).
3)
Sistem pegunungan Australia
Timur meliputi fuatcepat : New Zealand - Australia Timur - New Caledonia - Kep.
Bismarck - Papua Nugini - Peg. Jaya Wijaya - Kep. Maluku - Halmahera - Morotai.
Vulkanisme adalah peristiwa keluarnya magma
dari dalam bumi. Sedangkan plutonisme adalah peristiwa mendekatnya magma ke
permukaan bumi. Proses vulkanisme dibagi menjadi dua yaitu ekstrusi dan
intrusi. Ekstrusi ialah keluarnya magma dari perut bumi ke permukaan bumi
melalui letusan gunung berapi yang membentuk batuan beku luar, sedangkan intrusi
adalah perrgerakan magama dari perut bumi menuju siil, dike, atau lakolith yang
membentu batuan beku dalam.
TIPE LETUSAN GUNUNG API
Setiap gunung berapi memiliki karakteristik letusan (erupsi)
tertentu yang dapat dilihat dari material yang dikeluarkan,
intensitas erupsi, bentukan alam hasil erupsi dan kekuatan letusannya. Para
ahli geologi membedakan letusan gunung api dalam 7 tipe yaitu:
1.
Letusan Tipe Hawaii
Ciri-ciri letusan tipe Hawai antara lain: (1) lava yang
dikeluarkan dari lubang kepundan bersifat cair (2) lava mengalir ke segala arah
(3) Bentuk gunung yang dihasilkan tipe hawaai menyerupai perisai atau tameng.
(4) skala letusannya relative lebih kecil namun intensitasnya cukup
tinggi. Contoh gunung berapi dengan tipe letusan Hawaii antara
lain: Gunung Maona Loa, Maona Kea, dan Kilauea di Hawaii.
Letusan tipe Stromboli memiliki ciri-ciri: (1) seringnya
terjadi letusan-letusan kecil yang tidak begitu kuat, namun terus- menerus, dan
banyak mengeluarkan efflata. Contoh, Gunung Vesuvius di Italia, Gunung Raung di
Jawa, dan Gunung Batur di Bali. (1)
Letusannya memiliki interval waktu hampir sama. Gunung api Stromboli di
Kepulauan Lipari tenggang waktu letusannya 12 menit, artinya setiap 12 menit
kawah melontarkan material padat berupa pasir, batu, dan abu. (2) material yang
dimuntahkan berupa material padat, gas, dan batu Contoh tipe letusan Stromboli yaitu Gunung
Vesuvius (Italia) dan Gunung Raung (Jawa).
3.
Letusan Tipe Vulkano
Tipe
vulkano mempunyai ciri-ciri, yaitu (1) cairan magma yang kental dan dapur magma
yang bervariasi dari dangkal sampai dalam, sehingga memiliki tekanan yang
sedang sampai tinggi. Tipe ini merupakan tipe letusan gunung api pada umumnya.
Contoh, Gunung Semeru di Jawa Timur, (2)
besar kecilnya letusan didasarkan atas kekuatan tekanan dan kedalaman dapur
magmanya.(3) daya rusak cukup besar. Contoh:
Gunung Vesuvius dan Etna di Italia, serta Gunung Semeru di Jawa Timur.
Letusan
tipe ini mengeluarkan lava kental sehingga menyumbat mulut kawah. Akibatnya,
tekanan gas menjadi semakin bertambah kuat dan memecahkan sumbatan lava.
Sumbatan yang pecah-pecah terdorong ke atas dan akhirnya terlempar keluar.
Material ini menuruni lereng gunung sebagai ladu atau gloedlawine. Selain itu, terjadi
pula awan panas (gloedwolk) atau sering disebut wedhus gembel. Letusan tipe
merapi sangat berbahaya bagi penduduk di sekitarnya.
Tipe
perret termasuk tipe yang sangat merusak karena ledakannya sangat dahsyat. Ciri
utama tipe ini ialah letusan tiangan, gas yang sangat tinggi, dan dihiasi oleh
awan menyerupai bunga kol di ujungnya. Contoh, letusan Gunung Krakatau pada
tahun 1883 dan St. Helens yang meletus pada
tanggal 18 Mei 1980 merupakan tipe perret yang letusannya paling
kuat dengan fase gas setinggi 50 km. Karena letusannya sangat hebat,
menyebabkan puncak gunung menjadi tenggelam dan merosotnya dinding kawah,
kemudian membentuk sebuah kaldera.
6.
Letusan Tipe Pelee
Letusan tipe ini biasa terjadi jika terdapat penyumbatan
kawah di puncak gunung api yang bentuknya seperti jarum, sehingga menyebabkan
tekanan gas menjadi bertambah besar. Apabila penyumbatan kawah tidak kuat,
gunung tersebut meletus.
Letusan tipe ini menyebabkan air danau kawah akan tumpah
bersama lava. Letusan ini mengakibatkan daerah di sekitar gunung tersebut akan
diterjang lahar panas yang sangat berbahaya. Contoh: Gunung Kelud yang meletus
pada tahun 1919 dan Gunung Sint Vincent yang meletus pada tahun 1902.
Proses
keluarnya vulkanisme
Magma (batholith) > Lava (kawah) >
Lahar (permukaan bumi)
Penampang melintang gunung berapi
Sumber: indiana.edu
Keterangan:
v Batholith
: tempat bersarangnya magma (dapur magma) yang jauh di dalam kulit bumi
(astenosfer) copipaste.
v Latolith
: tempat bersarangnya magma yang menyusup di antara lapisan-lapisan kulit bumi
dengan bentuk seperti kubah.
v Sill
: lapisan magma yang menyusup sejajar di antara lapisan-lapisan kulit bumi.
v Dike
/ Gang : lapisan magma yang menyusup melintang di antara lapisan-lapisan kulit
bumi.
v Diaterma
: batuan pengsisi pipa letusan yang bebentuk silinder mulai dari dapur magma
hingga permukaan bumi.
v Aphophyse
: suatu intrusi yang bercabang banyak seperti menjari.
v Lopolith
: batuan beku intrsusi yang mendesak lapisan di atas dan di bawahnya sehingga
membentuk bikonveks (kue dorayaki)
v Pacolith
: batuan beku intrusi yang mendesak lapisan di bawahnya sehingga membentuk
cekungan.
Bentuk-bentuk
gunung berapi
1.
Perisai
Letusan G. Mauna Loa, Hawaii yang berbentuk
perisai
sumber: volcano-club.blogspot.com
a.
lava yang dikeluarkan
sangat cair dan encer
b.
letak dapur magma sangat
dekat dengan permukaan bumi
c.
ledakannya/tekanan gas
lemah disertai leleran lava(erupsi efusif)
d.
bentuk lereng gunung sangat
landai seperti perisai
e.
lava membeku sangat lambat
f.
sering disebut gunung
berapi lava, karena terbentuk oleh lava saja
g.
banyak terdapat di Kep.
Hawaii contoh G. Kilioula dan G. Mauna Loa
2.
Maar
Kawah Tengger, Pasuruan hasil letusan G.
Tengger
sumber: www.crisp.nus.edu.sg
a.
letusan dahsyat hanya
sekali saja
b.
letak dapur magma jauh dari
permukaan bumi
c.
bentuk lereng gunung
seperti travesium
d.
letusan/tekanan gas kuat
disertai ledakan (erupsi eksplosif)
e.
hasil letusan membentuk
kaldera/kawah
f.
contohnya letusan G.
Tengger, G. Toba Purba, G. Tambora
3.
Strato
Semeru, gunung tertinggi di P. Jawa yang
berbentuk strato
sumber: www.idrn.info
a.
lereng gunung berbentuk
kerucut
b.
sifatnya berlapis-lapis
hasil endapan bahan letusan
c.
letusan/tekanan gas
campuran yang saling bergantian (efusif dan eksplosif)
d.
letusan terjadi
berulang-ulang
e.
letak dapur magma jauh dari
permukaan bumi
f.
banyak terdapat di
Indonesia
g.
contohnya G. Merapi, G.
Semeru, G. Galalama, G. Kerinci
Sifat-sifat
gunung berapi
Ø Aktif
: gunung api yang tiap kali meletus atau menunjukkan gejala meletus seperti
Gunung Merapi, Jogja.
Ø Istirahat
: gunung api yang untuk sementara tenang (tidak menunjukkan kegiatan), tetapi
pada saat tertentu akan aktif kembali seperti G. Galalama, Sulawesi.
Ø Mati
: gunung api yang belum atau tidak pernah menunjukkan kegiatan dan gejala
meletus seperti G. Sumbing dan G. Sindoro, Jawa Teengah.
Material
yang dikeluarkan gunung berapi pada saat terjadi erupsi
1.
Efflata : berbentuk padat
seperti bom (batu besar), kerikil (diameter 1cm), lapilli (diameter 0,5cm),
pasir (diameter 2mm), dan debu vulkanik/tuff.
2.
Effusiva : berbentuk cair
seperti geyser (air panas yang memancar), air makdani (air panas yang
mengandung mineral), dan lahar dingin.
3.
Exhalasi : berbentuk gas
seperti Mofet CO2 (gas asam arang), Solfatara H2S (gas belerang), dan Fumarol
H2S (uap air panas).
Manfaat
gunung berapi
1.
bahan letusannya dapat
menyuburkan tanah (tanah andosol, tanah tuff, tanah vulkanik), karena banyak
mengandung unsur mineral.
2.
kepundan gunung berapi
banyak mengeluarkan belerang yang bermanfaat untuk industri obat-obatan dan
industri kimia.
3.
terdapat sumber air panas
dan mineral untuk pemandian dan pengobatan penyakit.
4.
pegunungan dan gunung dapat
memaksa copipaste angin untuk naik sehingga menurunkan hujan orografis.
5.
relief yang terjal
memungkinkan terbentuknya air terjun untuk pembangkit listrik.
6. keindahan
alam pegunungan dimanfaatkan sebagai objek wisata.