Tugas 5
1. Sebutkan
jenis sungai berdasarkan :
-Debit airnya dan berikan contohnya!
-Menurut sumber airnya dan berikan contohnya!
-Kemiringan lereng airnya dan berikan contohnya!
- Struktur geologinyanya dan berikan contohnya!
a. Berdasarkan sumbernya :
1. Sungai mata air :
sumbernya berasal dari mata air
2. Sungai hujan :
sumbernya berasal dari air hujan
3. Sungai gletser : sumber
airnya berasal dari es yang mencair
4. Sungai campuran : sumber airnya berasal dari campuran
mata air, gletser dan hujan.
b. Berdasar keadaan airnya :
1. Sungai permanen : sepanjang tahun airnya relatif tetap
besar.
2. Sungai periodik : airnya pada musim hujan banyak
sedangkan musim kemarau berkurang.
3. Sungai episodik : airnya kering pada musim kemarau dan
ada pada musim hujan.
c. Berdasarkan struktur lapisan/geologi.
1. Sungai anteseden : sungai yang dapat mengimbangi
pengangkatan batuan yang ilaluinya dan dapat mempertahankan alirannya, karena
erosi sungai lebih cepat dibandingkan dengan pengangkatan batuan.
2. Sungai epigenesa : sungai yang terus menerus mengikis
batuan yang dilaluinya secara vertikal sehingga mencapai batuan induknya.
d. Berdasarkan arah alirannya.
1. Sungai konsekuen : arah alirannya sesuai dengan
kemiringan lereng yang dilaluinya.
2. Sungai subsekuen : arah alirannya tegak lurus dengan
sungai konsekuen dan muaranya pada sungai konsekuen.
3. Sungai obsekuen : arah alirannya berlawanan arah
dengan sungai konsekuen ( kemiringan lereng) dan bermuara atau anak sungai
subsekuen.
4. Sungai resekuen : arah alirannya mengikuti kemiringan
lereng batuan tetapi bermuara di sungai subsekuen.
5. Sungai insekuen : arah dan pola alirannya tidak
menentu, tidak mengikuti kemiringan lereng.
2.
Sebutkan,
jelaskan, dan gambarkan 6 pola aliran sungai!
Macam-macam
Pola Aliran Sungai
Pada
dasarnya, ada 7 jenis pola aliran sungai. Pembagian ini didasarkan pada pola
yang dibentuk sungai tersebut. Adapun jenis-jenis yang dimaksud sebagai
berikut:
- Pola aliran sungai dendritik. Merupakan pola aliran yang menyerupai percabangan batang pohon. Percabangannya tidak teratur dan memiliki arah juga sudut yang beragam. Pola ini berkembang di bebatuan yang cenderung homogen dan tidak melalui kontrol struktur. Pla aliran sungai yang satu ini tidaklah teratur dan umumnya dijumpai di wilayah dataran atau wilayah berpantai juga wilayah plato.
- Pola aliran paralel merupakan pola yang cenderung sejajar. Ia dijumpai di wilayah perbukitan yang memanjang. Kemiringan lereng pada pola ini cenderung curam dan terjal.
- Pola aliran annular. Merupakan pola aliran yang arahnya menyebar secara radial dimulai dari suatu titik yang tinggi dan kemudian berjalan ke arah hilir untuk selanjutnya kemudian menyatu dalam satu aliran.
- Pola aliran sungai selanjutnya adalah rectangular. Pola ini dibentuk cabang-cabang sungai yang cenderung berkelok, menyambung dan membentuk sudut-sudut yang tegak lurus dan memiliki liku-liku. Pola aliran yang satu ini umumnya dikendalikan oleh pola kekar atau juga bisa oleh pola potongan yang tegak lurus. Rektangular ini bisa terbentuk di bebatuan keras dengan lapis horizontal dan juga batuan kristalin.
- Pola aliran trellis memiliki bentuk yang panjang-panjang. Ia kerap juga disebut dengan nama pola trail pagar. Pola ini sering dijumpai pada sungai yang terletak di bebatuan dengan lupatan dan kemiringan yang kuat. Sungai-sungai besar dengan pola ini umumnya mengikuti singkapat bebatuan yang subsekuen dan juga linak. Cabang sungainya dari arah kanan juga kiri merupakan jenis resekuen atau juga obsekuen.
- Pola aliran radial. Biasa juga dikenal dengan nama pola aliran menyebar. Ciri utamanya adalah aliran yang berbeda dalam hal arah. Menyebar ke segala penjuru baik itu ke utara, barat, timur maupun selatan. Pola ini umumnya ada pada wilayah pegunungan dengan bentuk kerucut.
Pola aliran multi-basinal atau yang
juga dikenal dengan nama pola aliran sungai memusat. Ciri utama pola
yang satu ini adalah alirannya yang terpusat pada suatu lahan tertentu. Pola
aliran ini umumnya ada pada wilayah dengan cekungan yang mirip seperti dolina
di wilayah krast. Macam-macam Pola Aliran Sungai
Pada
dasarnya, ada 7 jenis pola aliran sungai. Pembagian ini didasarkan pada pola
yang dibentuk sungai tersebut. Adapun jenis-jenis yang dimaksud sebagai
berikut:
- Pola aliran sungai dendritik. Merupakan pola aliran yang menyerupai percabangan batang pohon. Percabangannya tidak teratur dan memiliki arah juga sudut yang beragam. Pola ini berkembang di bebatuan yang cenderung homogen dan tidak melalui kontrol struktur. Pla aliran sungai yang satu ini tidaklah teratur dan umumnya dijumpai di wilayah dataran atau wilayah berpantai juga wilayah plato.
- Pola aliran paralel merupakan pola yang cenderung sejajar. Ia dijumpai di wilayah perbukitan yang memanjang. Kemiringan lereng pada pola ini cenderung curam dan terjal.
- Pola aliran annular. Merupakan pola aliran yang arahnya menyebar secara radial dimulai dari suatu titik yang tinggi dan kemudian berjalan ke arah hilir untuk selanjutnya kemudian menyatu dalam satu aliran.
- Pola aliran sungai selanjutnya adalah rectangular. Pola ini dibentuk cabang-cabang sungai yang cenderung berkelok, menyambung dan membentuk sudut-sudut yang tegak lurus dan memiliki liku-liku. Pola aliran yang satu ini umumnya dikendalikan oleh pola kekar atau juga bisa oleh pola potongan yang tegak lurus. Rektangular ini bisa terbentuk di bebatuan keras dengan lapis horizontal dan juga batuan kristalin.
- Pola aliran trellis memiliki bentuk yang panjang-panjang. Ia kerap juga disebut dengan nama pola trail pagar. Pola ini sering dijumpai pada sungai yang terletak di bebatuan dengan lupatan dan kemiringan yang kuat. Sungai-sungai besar dengan pola ini umumnya mengikuti singkapat bebatuan yang subsekuen dan juga linak. Cabang sungainya dari arah kanan juga kiri merupakan jenis resekuen atau juga obsekuen.
- Pola aliran radial. Biasa juga dikenal dengan nama pola aliran menyebar. Ciri utamanya adalah aliran yang berbeda dalam hal arah. Menyebar ke segala penjuru baik itu ke utara, barat, timur maupun selatan. Pola ini umumnya ada pada wilayah pegunungan dengan bentuk kerucut.
- Pola aliran multi-basinal atau yang juga dikenal dengan nama pola aliran sungai memusat. Ciri utama pola yang satu ini adalah alirannya yang terpusat pada suatu lahan tertentu. Pola aliran ini umumnya ada pada wilayah dengan cekungan yang mirip seperti dolina di wilayah krast.
3. Sebutkan
jenis-jenis danau menurut terjadinya?
Danau adalah bagian
permukaan bumi yang berupa cekungan dan digenangi air serta terletak di
tengah-tengah daratan. Intinya, danau adalah perairan di tengah-tengah daratan.
Umumnya danau berisi air tawar. Namun ada juga danau yang berisi air asin salah
satunya adalah yang berada di danau laut Kaspia. Danau terdiri dari banyak
jenis. Berikut adalah klasifikasi danau berdasarkan proses terjadinya. Langsung
saja kita simak yang pertama:
Danau vulkanik
adalah danau yang terbentuk akibat aktivitas vulkanis (gunung berapi). Danau
terbentuk jika ada air di dalam kawah baik gunung berapi yang aktif maupun
mati. Contohnya adalah danau Batur dan danau Kelimutu.
2. Danau Tektonik
Danau tektonik
adalah danau yang terbentuk akibat aktivitas tektonik (lempeng) seperti saat
gempa bumi terbentunk cekungan yang cukup besar dan diisi oleh air. Contoh
danau tektonik adalah danau Singkarak dan danau Poso.
3. Danau Tektovulkanik
Danau ini terbentuk
akibat aktivitas gabungan dari tektonik dan vulkanik. Pada saat terjadi letusan
gunung berapi, sebagian badan gunung berapi patah dan menutupi kawah. Jika
patahan tersebut berisi air, maka terbentuklah danau tektovulkanik. Contoh
danau tektovulkanik adalah danau Toba.
4. Danau Glasial
Danau glasial
terbentuk di daerah pegunungan salju. Danau glasial berisi gletser (salju yang
telah mencair) yang terperangkap di sebuah cekungan. Contoh danau glasial
adalah danau Finger di New York.
5. Danau Aliran/Ladam
Danau ini biasanya
terjadi di sungai yang alirannya berkelok-kelok. Erosi di sungai menyebabkan
salah satu bagian sungai terendap dan menutup aliran sungai sehingga tergenang
dan terbentuk danau. Danau ini terdapat di sekitar sungai-sungai di Kalimantan
dan Brazil.
6. Danau Karst
Danau karst adalah
danau yang terbentuk karena pengikisan batu kapur oleh air. Pengikisan tersebut
seringkali menghasilkan cekungan yang dapat digenangi air. Jika terisi air
hujan maka akan membentuk danau karst berupa dolina. Jika ukuran suatu danau
karst lebih besar daripada dolina pada umumnya, maka disebut uvala. Danau karst
yang lebih besar daripada uvala adalah polje. Contoh danau karst adalah danau
yang terdapat di Biak dan Yogyakarta.
7. Danau Laguna
Danau ini biasanya
terbentuk di kepulauan kecil. Danau ini terbentuk ketika ada endapan pasir di
sekitar perairan dangkal sehingga air di tengahnya menjadi terperangkap dan
membentuk danau.
8. Danau Buatan
Danau buatan adalah
danau yang dibuat oleh manusia. Danau ini dibuat untuk memenuhi kebutuhan
manusia seperti irigasi, PLTA, rekreasi, dan perikanan. Danau buatan ini
contohnya adalah waduk dan bendungan.
4. Sungai
dibagi menjadi 3 bagian. Sebutkan ciri-cirinya!
Berdasarkan pembagian daerahnya, sungai memiliki
ciri-ciri sebagai berikut:
1) Daerah hulu sungai memiliki ciri-ciri:
a. berada pada daerah yang lebih tinggi
b. aliran airnya deras
c. memiliki daya erosi yang kuat, jenis erosinya vertikal
d. lembah sungainya berbentuk V
e. terdapat air terjun.
2) Daerah tengah sungai memiliki
ciri-ciri:
a. jenis erosinya vertikal dan horizontal
b. kecepatan aliran sungai berkurang
c. lembah sungai berbentuk U
d. tidak terdapat air terjun
e. pada kiri dan kanan sungai terdapat dataran yang agak lebar.
a. jenis erosinya vertikal dan horizontal
b. kecepatan aliran sungai berkurang
c. lembah sungai berbentuk U
d. tidak terdapat air terjun
e. pada kiri dan kanan sungai terdapat dataran yang agak lebar.
3) Daerah hilir sungai memiliki
ciri-ciri:
a. jenis erosi horizontal
b. sungainya berkelok-kelok
c. aliran sungai lemah
d. terdapat sedimentasi dan terbentuknya delta.
a. jenis erosi horizontal
b. sungainya berkelok-kelok
c. aliran sungai lemah
d. terdapat sedimentasi dan terbentuknya delta.
5. Apa
faktor-faktor yang mempengaruhu air tanah infiltrasi?
FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI INFILTRASI
Laju infiltrasi
dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu kedalaman genangan dan tebal lapis
jenuh, kelembaban tanah, pemadatan oleh hujan, tanaman penutup, intensitas
hujan, dan sifat-sifat fisik tanah.
Kedalaman
genangan dan tebal lapis jenuh
Perhatikan skema
gambar di bawah ini !
Dalam gambar di
atas, air yang tergenang di atas permukaan tanah terinfiltrasi ke dalam tanah,
yang menyebabkan suatu lapisan di bawah permukaan tanah menjadi jenuh air.
Apabila tebal dari lapisan jenuh air adalah L, dapat dianggap bahwa air
mengalir ke bawah melalui sejumlah tabung kecil. ALiran melalui lapisan
tersebut serupa dengan aliran melalui pipa. Kedalaman genangan di atas
permukaan tanah (D) memberikan tinggi tekanan pada ujung atas tabung,
sehingga tinggi tekanan total yang menyebabkan aliran adalah D+L.
Tahanan terhadap
aliran yang diberikan oleh tanah adalah sebanding dengan tebal lapis jenuh air L.
Pada awal hujan, dimana L adalah kecil dibanding D, tinggi
tekanan adalah besar dibanding tahanan terhadap aliran, sehingga air masuk ke
dalam tanah dengan cepat. Sejalan dengan waktu, L bertambah panjang
sampai melebihi D, sehingga tahanan terhadap aliran semakin besar. Pada
kondisi tersebut kecepatan infiltrasi berkurang. Apabila L sangat lebih
besar daripada D, perubahan L mempunyai pengaruh yang hampir sama
dengan gaya tekanan dan hambatan, sehingga laju infiltrasi hampir konstan.
Kelembaban tanah
Jumlah air tanah
mempengaruhi kapasitas infiltrasi. Ketika air jatuh pada tanah kering,
permukaan atas dari tanah tersebut menjadi basah, sedang bagian bawahnya
relatif masih kering. Dengan demikian terdapat perbedaan yang besar dari gaya
kapiler antara permukaan atas tanah dan yang ada di bawahnya. Karena adanya
perbedaan tersebut, maka terjadi gaya kapiler yang bekerja sama dengan gaya
berat, sehingga air bergerak ke bawah (infiltrasi) dengan cepat.
Dengan bertambahnya
waktu, permukaan bawah tanah menjadi basah, sehingga perbedaan daya kapiler
berkurang, sehingga infiltrasi berkurang. Selain itu, ketika tanah menjadi
basah koloid yang terdapat dalam tanah akan mengembang dan menutupi pori-pori
tanah, sehingga mengurangi kapasitas infiltrasi pada periode awal hujan.
Pemampatan oleh
hujan
Ketika hujan jatuh
di atas tanah, butir tanah mengalami pemadatan oleh butiran air hujan.
Pemadatan tersebut mengurangi pori-pori tanah yang berbutir halus (seperti
lempung), sehingga dapat mengurangi kapasitas infiltrasi. Untuk tanah pasir,
pengaruh tersebut sangat kecil.
Penyumbatan oleh
butir halus
Ketika tanah sangat
kering, permukaannya sering terdapat butiran halus. Ketika hujan turun dan
infiltrasi terjadi, butiran halus tersebut terbawa masuk ke dalam tanah, dan
mengisi pori-pori tanah, sehingga mengurangi kapasitas infiltrasi.
Tanaman penutup
Banyaknya tanaman
yang menutupi permukaan tanah, seperti rumput atau hutan, dapat menaikkan
kapasitas infiltrasi tanah tersebut. Dengan adanya tanaman penutup, air hujan
tidak dapat memampatkan tanah, dan juga akan terbentuk lapisan humus yang dapat
menjadi sarang/tempat hidup serangga. Apabila terjadi hujan lapisan humus
mengembang dan lobang-lobang (sarang) yang dibuat serangga akan menjadi sangat
permeabel. Kapasitas infiltrasi bisa jauh lebih besar daripada tanah yang tanpa
penutup tanaman.
Topografi
Kondisi topografi
juga mempengaruhi infiltrasi. Pada lahan dengan kemiringan besar, aliran
permukaan mempunyai kecepatan besar sehingga air kekurangan waktu infiltrasi.
Akibatnya sebagian besar air hujan menjadi aliran permukaan. Sebaliknya, pada
lahan yang datar air menggenang sehingga mempunyai waktu cukup banyak untuk
infiltrasi.
Intensitas hujan
Intensitas hujan
juga berpengaruh terhadap kapasitas infiltrasi. Jika intensitas hujan I lebih
kecil dari kapasitas infiltrasi, maka laju infiltrasi aktual adalah sama dengan
intensitas hujan. Apabila intensitas hujan lebih besar dari kapasitas
infiltrasi, maka laju infiltrasi aktual sama dengan kapasitas infiltrasi.
6. Sebutkan
2 jenis rawa!
Berdasarkan kondisi
air dan tumbuh-tumbuhan yang hidup, rawa dibedakan menjadi beberapa jenis,
yakni:
a)
Rawa
Swamp
Swamp merupakan daerah lahan bahan basah yang selalu digenangi oleh air. Pada umumnya daerah ini ditumbuhi flora seperti lumut, rumput – rumputan, semak-semak, dan tumbuhan jenis pohon.
Swamp merupakan daerah lahan bahan basah yang selalu digenangi oleh air. Pada umumnya daerah ini ditumbuhi flora seperti lumut, rumput – rumputan, semak-semak, dan tumbuhan jenis pohon.
b)
Rawa
Marsh
Rawa jenis marsh merupakan daerah lahan basah (sama seperti swamp). Perbedaannya ada pada jenis flora yang hidup di daerah tersebut. Adapun jenis floranya seperti jenis lumut-lumutan, rumput-rumputan, dan alang-alang.
Rawa jenis marsh merupakan daerah lahan basah (sama seperti swamp). Perbedaannya ada pada jenis flora yang hidup di daerah tersebut. Adapun jenis floranya seperti jenis lumut-lumutan, rumput-rumputan, dan alang-alang.
c)
Rawa
Bog
Lahan basah yang permukaan tanahnya relatif kering, tetapi lahan bagian dalamnya penuh air (bersifat basah).
Lahan basah yang permukaan tanahnya relatif kering, tetapi lahan bagian dalamnya penuh air (bersifat basah).
d)
Rawa
Pasang Surut
Rawa pasang surut merupakan rawa yang jumlah kandungan airnya selalu berubah-ubah (pasang-surut), hal ini dikarenakan oleh adanya pengaruh pasang surutnya air laut. Bakau adalah tanaman yang sering ada di daerah ini.
Rawa pasang surut merupakan rawa yang jumlah kandungan airnya selalu berubah-ubah (pasang-surut), hal ini dikarenakan oleh adanya pengaruh pasang surutnya air laut. Bakau adalah tanaman yang sering ada di daerah ini.
Berdasarkan
letaknya, rawa bisa dibedakan menjadi 3 macam, yakni:
a)
Rawa
Dataran Rendah
Rawa dataran rendah terjadi di daerah depresi yang membentuk permukaan datar dan cekung. Air rawa ini berasal dari air hujan, air tanah, dan air sungai, serta kaya akan mineral. Rawa ini ditumbuhi oleh tumbuhan autotrophic. Gambut yang terbentuk di daerah ini berasal dari sisa-sisa tumbuhan autotrof.
Rawa dataran rendah terjadi di daerah depresi yang membentuk permukaan datar dan cekung. Air rawa ini berasal dari air hujan, air tanah, dan air sungai, serta kaya akan mineral. Rawa ini ditumbuhi oleh tumbuhan autotrophic. Gambut yang terbentuk di daerah ini berasal dari sisa-sisa tumbuhan autotrof.
b)
Rawa
Dataran Tinggi
Rawa jenis ini terletak di daerah tinggi (daripada daerah disekitarnya) dan memiliki permukaan cekung. Sumber air rawa jenis ini berasal dari air hujan dan airnya tidak begitu asam.
Rawa jenis ini terletak di daerah tinggi (daripada daerah disekitarnya) dan memiliki permukaan cekung. Sumber air rawa jenis ini berasal dari air hujan dan airnya tidak begitu asam.
c) Rawa Peralihan
Rawa jenis ini sebagian tanahnya bisa digunakan sebagai lahan pertanian.
Rawa jenis ini sebagian tanahnya bisa digunakan sebagai lahan pertanian.
7.
Ada 2
jenis air tanah menurut kedalamannya. Sebutkan dan jelaskan!
Menurut asalnya/kedalamannya air tanah dapat dibedakan
menjadi air tanah yang berasal dari atmosfer (angkasa) dan air tanah yang
berasal dari dalam perut bumi.
a) Air
tanah yang berasal dari atmosfer disebut meteoric water, yaitu air tanah
berasal dari hujan dan pencairan salju.
berasal dari hujan dan pencairan salju.
b) Air tanah yang berasal dari dalam bumi misalnya air tanah turbir (yaitu air tanah yang tersimpan di dalam batuan sedimen) dan air tanah juvenil yaitu air tanah yang naik dari magma bila gas-gasnya dibebaskan melalui mata air panas.
8. Persebaran
samudra dimuka bumi dari yang terluas! Tuliskan!
di dunia ini juga
terdapat beberapa samudera besar,yaitu:
1)Samudera Pasifik
dengan luas 165.300.000 km persegi
2)Samudera Atlantik
dengan luas 82.200.000 km persegi
3)Samudera Hindia
dengan luas 72.500.000 km persegi
4)SAmudera Arktik
dengan luas 14.055.930 km persegi
9.
sebutkan, jelaskan,dan berikan contoh laut
menurut terjadinya!
Klasifikasi Laut
Berdasarkan Proses Terjadinya
Berdasarkan proses
terjadinya laut dibedakan menjadi:
1)
Laut
Ingresi
Laut ingresi merupakan laut yang disebabkan terjadinya penurunan dasar laut. Hal ini menyebabkan laut semakin dalam. Contoh: Laut Banda (7.400 m), Laut Flores (5.590 m), Laut Sulawesi (5.590 m), Laut Tengah (4.400 m), dan Laut Jepang (4.000 m).
Laut ingresi merupakan laut yang disebabkan terjadinya penurunan dasar laut. Hal ini menyebabkan laut semakin dalam. Contoh: Laut Banda (7.400 m), Laut Flores (5.590 m), Laut Sulawesi (5.590 m), Laut Tengah (4.400 m), dan Laut Jepang (4.000 m).
2)
Laut
Regresi
Laut regresi merupakan laut yang terbentuk karena penyempitan laut atau pengangkatan daratan pada daerah yang luas. Proses tersebut terjadi pada zaman Dilluvium. Akibat suhu Bumi yang dingin, menyebabkan air membeku dan permukaan air laut turun sampai 60 m. Hal ini menyebabkan Dangkalan Sunda dan Dangkalan Sahul berubah menjadi daratan. Pulau Sumatra, Jawa, dan Kalimantan bersatu dengan Asia, sedangkan Dangkalan Sahul dan pulau-pulau kecil di bagian timur Indonesia bersatu dengan Australia.
Laut regresi merupakan laut yang terbentuk karena penyempitan laut atau pengangkatan daratan pada daerah yang luas. Proses tersebut terjadi pada zaman Dilluvium. Akibat suhu Bumi yang dingin, menyebabkan air membeku dan permukaan air laut turun sampai 60 m. Hal ini menyebabkan Dangkalan Sunda dan Dangkalan Sahul berubah menjadi daratan. Pulau Sumatra, Jawa, dan Kalimantan bersatu dengan Asia, sedangkan Dangkalan Sahul dan pulau-pulau kecil di bagian timur Indonesia bersatu dengan Australia.
3)
Laut
Transgresi
Laut transgresi merupakan laut yang terbentuk karena kenaikan permukaan air laut atau penurunan daratan secara perlahan sehingga luas laut bertambah. Proses ini terjadi pada masa glasial. Pencairan es di kutub menyebabkan air laut naik dan menggenangi daratan. Laut transgresi bersifat dangkal karena mempunyai kedalaman sekitar 70 m. Contoh: Dangkalan Sunda dan Dangkalan Sahul.
Laut transgresi merupakan laut yang terbentuk karena kenaikan permukaan air laut atau penurunan daratan secara perlahan sehingga luas laut bertambah. Proses ini terjadi pada masa glasial. Pencairan es di kutub menyebabkan air laut naik dan menggenangi daratan. Laut transgresi bersifat dangkal karena mempunyai kedalaman sekitar 70 m. Contoh: Dangkalan Sunda dan Dangkalan Sahul.
10.
Sebutkan,jelaskan,
dan berika contohnya laut menurut letaknya!
Klasifikasi Laut
Berdasarkan Letaknya:
Berdasarkan
letaknya, laut dibedakan sebagai berikut.
1)
Laut Tepi
Laut tepi adalah laut yang terletak di pinggir benua. Contoh: Laut Bering yang dipisahkan oleh kepulauan Aleut, Laut Jepang yang dipisahkan Kepulauan Jepang, Laut Koral di sebelah timur Australia, dan Laut Cina Selatan yang dipisahkan oleh Kepulauan Indonesia dan Filipina.
Laut tepi adalah laut yang terletak di pinggir benua. Contoh: Laut Bering yang dipisahkan oleh kepulauan Aleut, Laut Jepang yang dipisahkan Kepulauan Jepang, Laut Koral di sebelah timur Australia, dan Laut Cina Selatan yang dipisahkan oleh Kepulauan Indonesia dan Filipina.
2)
Laut
Pertengahan
Laut pertengahan merupakan laut yang terletak di antara dua benua atau lebih. Contoh: Laut Tengah, Laut Merah, dan lautlaut di Indonesia yang terletak di antara Benua Asia dan Australia.
Laut pertengahan merupakan laut yang terletak di antara dua benua atau lebih. Contoh: Laut Tengah, Laut Merah, dan lautlaut di Indonesia yang terletak di antara Benua Asia dan Australia.
3)
Laut
Pedalaman
Laut pedalaman merupakan laut yang hampir seluruhnya dikelilingi oleh daratan. Contoh: Laut Hitam, Laut Kaspia, dan Laut Mati.
Laut pedalaman merupakan laut yang hampir seluruhnya dikelilingi oleh daratan. Contoh: Laut Hitam, Laut Kaspia, dan Laut Mati.
11.
Sebutkan
dan gambarkan skema laut menurut kedalamannya!
12.
Sebutkan 4
jenis relief dasar laut!
Bentuk permukaan
dasar laut tidak rata. Hal ini menyebabkan terdapat bermacam-macam bentuk
relief, yaitu sebagai berikut.
a. Shelf
Shelf, yaitu dasar
samudera yang dangkal sepanjang pantai yang mempunyai kedalaman kurang dari 200
m. Shelf merupakan bagian benua yang berdekatan.
b. Gunung Laut
Gunung laut adalah
gunung yang berada di dasar laut, terjadi karena proses vulkanisme yang makin
lama makin bertambah tinggi, akhirnya muncul di atas permukaan air laut sebagai
pulau gunung api, misalnya Gunung Krakatau dan gunung api di Kepulauan Maluku.
c. Bendul Laut
Bendul laut adalah
gunung-gunung kecil di dasar laut yang puncaknya tidak muncul di permukaan
laut.
d. Palung
Palung ialah lembah
yang sempit dan sangat dalam, dengan tebing yang sangat curam dan panjang,
misalnya Palung Mindanau yang mempunyai kedalaman 11.500 m dan Palung Jepang
yang mempunyai kedalaman 9.700 m.
e. Lubuk Laut
(Bekken)
Lubuk, yaitu sebuah
lembah di dasar laut yang berbentuk membulat, dalam, dan luas. Lubuk laut terjadi
karena pemerosotan dasar laut, misalnya Lubuk Laut Sulawesi dan Lubuk Laut
Banda.
Pulau karang adalah
pulau-pulau yang sebagian atau semuanya terdiri atas karang. Meskipun
binatang-binatang karang terdapat di semua laut, karang yang membuat rumah
karang hanya yang terdapat di laut daerah tropis.
g. Ambang Laut
Ambang laut, yaitu
dasar laut dangkal yang memisahkan perairan yang satu dengan perairan yang
lain, misalnya Laut Sulawesi dan Palung Sangihe. Lautan Pasifik dipisahkan oleh
ambang laut yang tingginya 50 m.
h. Teluk
Teluk, yaitu laut
yang menjorok ke darat, misalnya Teluk Pacitan, Teluk Tolo, dan Teluk Jakarta.
i. Pantai
Pantai adalah
bagian daratan yang terdekat dengan laut. Garis pantai adalah garis batas
antara laut dengan darat. Pesisir adalah bagian daratan yang tergenang oleh air
laut ketika pasang naik dan kering ketika pasang surut.
0 komentar:
Posting Komentar